Isnin, 20 Disember 2010

Al-Quran & Sains : Ledakan Kosmos

Teori BIG BANG oleh Profesor terkenal, Stephen Hawking telah dijelaskan hampir 1500 tahun dahulu dalam surah Al-Dzariyat : 47, Al-Anbiya : 30 dan Fussilat : 11. Dokumentari ini, sekali lagi menguatkan iman dan kebenaran islam, dimana Al Quran yang diturunkan kepada Rasulullah bukanlah hanya sekadar kitab biasa, dan ia adalah firman dari Allah. Al Quran sudah menjelaskan bagaimana asal kejadian alam semesta, dan penelitian abad ke-19 menunjukkan kesamaan hasil penelitian dengan yang termaktub dalam Al-Quran yang diturunkan sekitar 610 Masihi.

Dalam salah satu teori mengenai terciptanya alam semesta adalah teori big bang yang gah diutarakan oleh Profesor Stephen Hawking, disebutkan bahawa alam semesta tercipta dari sebuah ledakan kosmos sekitar 10-20 juta tahun yang lalu yang mengakibatkan adanya pengembangan alam semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmos tersebut, seluruh ruang bahan dan tenaga terkumpul dalam sebuah titik. Mungkin banyak di antara kita yang telah membaca tentang teori tersebut. Sama-sama kita saksikan.

Sabtu, 11 Disember 2010

Anak Anugerah Ilahi


Mungkin ada di antara kita yang belum mendapat anak meski sudah bertahun-tahun menikah dan usia sudah menjelang tua. Nabi Zakaria dan istrinya juga begitu. Mereka belum juga punya anak meski sudah lama menikah dan usia menjelang uzur.

Namun Nabi Zakaria berdo’a sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur’an, surat Ali ‘Imran ayat 38:

Doa Nabi Zakaria untuk Mendapatkan Anak

“Di sanalah Zakaria mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa” [Ali ‘Imran:38]

Transliterasi doanya sebagai berikut: “Robbi hablii milladunka dzurriyyatan thoyyibah. Innaka sami’ud du’aaa’”

Tak lama setelah Nabi Zakaria mengucapkan doa tersebut, Allah mengabulkan doanya dengan memberi seorang anak:

“Kemudian Malaikat Jibril memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab. Katanya: “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran seorang putera yang bernama Yahya, yang membenarkan kalimat yang datang dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri dari hawa nafsu dan seorang Nabi dari orang-orang yang saleh.” [Ali ‘Imran:39]

Zakaria sampai merasa heran karena dia sudah sangat tua sedang istrinya mandul:

Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?.” Berfirman Allah: “Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” [Ali ‘Imran:40]


Doa Nabi Ibrahim untuk Mendapat Anak

Robi hablii minash shoolihiin

“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” [Ash Shaaffaat 100]

Setelah itu Allah memberinya anak:

“Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar” [Ash Shaaffaat 101]

Tentu saja selain berdoa kita wajib berusaha. Saya dulu sempat khawatir juga ketika setelah baligh waktu di SMP menderita penyakit gondongan. Saya sempat membaca (entah benar atau tidak) kalau menderita penyakit itu setelah balligh bisa mandul. Namun alhamdulillah ternyata Allah mengkaruniai anak.

Beberapa nasehat yang dapat saya berikan (percaya atau tidak) adalah jika anda atau pasangan anda merokok, coba dihentikan. Selain di bungkus rokok disebut rokok bisa mengakibatkan impotensi dan gangguan janin, beberapa orang yang saya lihat tidak mendapat anak memang merupakan perokok yang kuat. Memang ada juga perokok kuat yang punya banyak anak, tapi daya tahan seseorang terhadap pengaruh rokok kan berbeda-beda.

Kemudian coba minum madu 2 sendok makan setiap pagi dan malam. Usahakan madu asli seperti Madu Pramuka (sebab banyak ”Madu” yang palsu dari gula jawa). Ciri-ciri madu asli, semut kurang begitu suka, kemudian jika dibuka terutama setelah dikocok (sebaiknya jangan dikocok) dia akan berbunyi ”ploh” seperti ada gas di dalamnya. Terkadang bahkan meluap keluar.

Sebagaimana firman Allah, madu itu adalah obat yang dapat menyembuhkan termasuk penyakit mandul anda:

”…Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia…” [An Nahl:69]

Lalu coba lari pagi agar otot anda lebih kuat, nafas lebih panjang, dan lebih bugar. Coba anda dan pasangan anda jika bekerja mengambil cuti, terutama pada masa-masa subur (minggu pertama setelah haid usai) sehingga tidak mengalami kelelahan akibat bekerja.

Maaf jika agak sedikit vulgar, namun sebagai nasehat ini cukup penting. Usahakan posisi ”sedalam-dalamnya.” Saya tidak akan menguraikan terlalu jauh. Kalau anda belum mengerti, coba tanya ke orang-orang terdekat anda (muhrim) yang lebih mengerti.

Usahakan sperma bisa mengalir ke dalam dan bertemu ovum dengan mengatur posisi tubuh wanita misalnya mengganjal dubur dengan bantal (dada lebih rendah dari dubur). Biasanya setelah sholat Subuh merupakan waktu terbaik di mana kondisi anda benar-benar masih segar.

Anda harus berusaha setiap hari. Jika perlu sehari 2 sampai 4 kali.

Kemudian jika ingin mengatur apakah kita ingin anak lelaki atau perempuan, mungkin kita bisa lakukan sebagai berikut. Memang Allah SWT yang Maha menentukan. Tapi tidak ada salahnya kita sebagai manusia berusaha.

Dari berbagai artikel yang saya baca, jika kita sering makan telur, maka anak yang dilahirkan kemungkinan besar perempuan. Dan memang ketika saya mendapat anak perempuan, sebelumnya saya makan telur hampir tiap hari (saya tidak tahu kenapa).

Kemudian jika ingin anak laki-laki, perbanyak makan ikan dan yang asin-asin (tapi jangan berlebihan agar anda tidak darah tinggi). Ketika ingin mendapat anak laki-laki memang sengaja saya minta istri saya untuk sering memasak ikan. Dan di kantor juga saya memilih ikan sebagai menu makan siang. Alhamdulillah Allah mengkaruniakan saya anak laki-laki sehingga anak saya jadi sepasang.

Kalau menurut teorinya sih, telur memperkuat sel sperma yang menentukan jenis kelamin perempuan, sedang ikan memperkuat sel sperma untuk laki-laki. Mengenai kebenarannya wallahu a’lam bish showab. Namun itulah yang saya lakukan dan saya alami.

Jika seandainya semua usaha itu belum membuahkan hasil juga, anda bisa mengasuh anak yatim. Tidak perlu jauh-jauh, mungkin keponakan anda sendiri atau saudara yang lainnya. Jika tidak ada, baru anak yatim yang tidak ada hubungan keluarga dengan anda.

Pahala mengasuh anak yatim sangat besar seperti digambarkan hadits-hadits di bawah ini:

Nabi Muhammad SAW berkata: ”Aku dan pengasuh anak yatim (kelak) di surga seperti dua jari ini.” (HR. Bukhari). Penjelasan: (Rasulullah Saw. menunjuk jari telunjuk dan jari tengah dan merapatkan keduanya).

Rasulullah SAW berkata: ”Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa orang yang mengasihi dan menyayangi anak yatim, berbicara kepadanya dengan lembut dan mengasihi keyatiman serta kelemahannya, dan tidak bersikap angkuh dengan apa yang Allah anugerahkan kepadanya terhadap tetangganya. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah tidak akan menerima sedekah seorang yang mempunyai kerabat keluarga yang membutuhkan santunannya sedang sedekah itu diberikan kepada orang lain. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, ketahuilah, Allah tidak akan memandangnya (memperhatikannya) kelak pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani)

Ada seorang adik saya yang lama setelah menikah belum mendapat anak. Akhirnya ibu saya menyuruhnya untuk bersedekah kepada anak-anak Yatim di satu panti asuhan dengan memberi makan dan juga uang ke masing-masing akan yatim sekadarnya. Tak berapa lama, alhamdulillah lahir anak pertama mereka. Dan sekarang menyusul anak yang kedua. Insya Allah doa mukmin lainnya seperti para ustad atau pun anak yatim yang masih suci itu doanya didengar Allah SWT.

Semoga informasi ini bermanfaat.
penulis

Tak susah untuk kenal



Dibasuh dari sumur Falahiah 3 tahun lamanya; kemudian mengalir di sepanjang nahar Maktab Rendah Sains MARA Kuala Berang, lalu dibilas di lembah UTM di tengah kota Metropolitan hampir 4 tahun dan terdampar di titis Lata Kinjang. Perantau kelahiran Tok Janggut pada 6 Mac 1983 ini, terlontar ke ranah pentadbiran dan latihan.



Rentak tari pada pentas bermula di Paya Indah, 2005, mengenal tinta negara, sebelum berpencak galak Mat Kilau bersama-sama pendidik tanah air lain di negeri kelahiran pahlawan itu. 6 purnama memerah keringat melebar ukhwah, kaki melangkah ke Air Keroh Melaka.2007, diri dipanggil mengisi kekosongan di bumi Maharajalela. Tentunya insan ini masih kerdil ilmu ditimba. Terasa benar tidak cukup ilmu didada, mula mengasah perjuangan tinta pena di Sri Iskandar. Gerak pencak bertukar gelanggang. Sungai Petani diri terlontar. Kini hamba daif menongkah ranjau dunia di negeri jolokan Darul Sunnah. Dan disinilah dulu dan kini, bermula detik menimba pengalaman baru selaku perantau dan akan terus mengorak langkah mengejar kebahagiaan dua dunia...

Air Mataku Bercucuran, Teringat Beban Dosa-dosaku Yang Telah Mengabaikan RahmatMu..


Duhai malam perlahan semakin kelam, Ketika manusia tidur, air mataku bercucuran, jiwaku dirundung kesedihan dan penderitaan. Hilanglah kebahagiaan dalam kegelapan Air mataku bercucuran, teringat beban dosa-dosaku yang telah mengabaikan rahmatMu..

Itulah yang diucapkan oleh Ali Bin Abi Thalib dalam kitab 'Arwa al Asrar', Ali Bin Abi Thalib senantiasa menunaikan sholat malamnya bersama para sahabatnya di Kufah. Saat itu beliau sebagai Amirul Mukminin, tatkala selesai sholat beliau duduk meneteskan air mata, penuh isak tangis dan wajahnya diselimuti dengan kesedihan, Orang-orang yang berada disekitarnya tidak beranjak sedikitpun sampai tiba waktu sholat subuh hingga terbit matahari.

Selesai sholat, Ali menggelengkan kepala, dengan berderai air mata dan penuh kesedihan sambil mengucap, 'Demi Allah, aku telah melihat Rasulullah, apa yang aku lihat hari ini adalah sama halnya yang dilakukan oleh Rasulullah, disetiap sholat malam dimatanya basah dengan linangan air mata dan terdapat bekas-bekas tanda sujud kepada Allah sepanjang malam, Rasulullah senantiasa membaca al-Quran, apabila mengingat Allah sampai condong tubuhnya seperti meliuknya pohon dihembus angin. Rasulullah juga bercucuran air mata sehingga membasahi pakaiannya.

Itulah tangisan orang yang sholeh berharap rahmat Allah bahkan dahsyatnya tangisan itu mampu membuat tubuhnya tersungkur karena takut akan kehilangan rahmat Allah pada dirinya. Begitulah hamba-hamba Allah yang mampu meneteskan air mata penuh harap atas rahmatNya. AIr mata itu tidak akan menetes bila hati kita mengeras.

Mampukah kita menangis malam ini?

PDRM atau PRDM???

Saban hari kita selalu dengar berita berkenaan penyalahgunaan kuasa oleh pihak polis.Terdetik dihati saya,samakah polis/tentera Thai dengan polis/tentera di Malaysia? Dan samakah rakyat Thai dengan rakyat Malaysia? Dan samakah krisis di Thai dan krisis di Malaysia yang memungkinkan PDRM untuk bertindak sedemikian?
Saya amat tertarik dengan tulisan Zukri Aksah pada 6 Mei di Malaysiakini pada ruangan surat pembaca. Luahannya amat terkesan dihati saya.
Seikhlas hati untuk saya nyatakan bahawa saya tidak membenci PDRM. PDRM dan rakyat tak dapat dipisahkan. Ibarat adik beradik yang saling memerlukan antara satu sama lain. Ada tikanya adik beradik berselisih pendapat dan wujud benci. Namun adakah benci itu kekal? Jawapannya tidak. Benci hanya pada sikap dan apa yang telah berlaku sahaja. Dan masa menjadi penawar,kata-kata yang baik menjadi ubat mujarab.
Di sini saya kepilkan sekali luahan saudara Zukri Aksah. Moga-moga dapat kita sama-sama meneliti dan memikirkan apa yang berkesan dan apa yang tidak.

Nasrizal Haji Yaakub

Zukri Aksah Mei 6, 10 10:48am

Ia mengingatkan saya pada peristiwa Himpunan 100,000 rakyat di Lebuhraya Kesas tanggal 5 November 2000, lama dahulu.

Saya berkesempatan melihat seorang pakcik dibelasah dengan belantan oleh polis sehingga patah belantan itu, nyatanya pakcik itu tidak mengejar polis, tetapi polislah yang mengejarnya.

Saya juga berkesempatan melihat sikap tidak hormat harta peribadi orang bila polis dengan sewenang-wenangnya menendang motosikal-motosikal yang diletakkan di tepi jalan sehingga jatuh terbalik, sekali lagi motosikal-motosikal yang tidak bergerak itu tentulah tidak mengejar polis, tetapi polis membaham mereka seperti harimau kelaparan.

Arwah Aminulrasyid Amzah mengingatkan semula saya terhadap peristiwa ini.

Sebabnya laporan awal ada mengatakan bahawa kereta yang dipandu arwah yang hanya berumur 15 tahun ini mengundur dan cuba merempuh polis.

Ini yang membuat saya jadi sinikal, betapa seorang remaja Tingkatan 3 yang sedang ketakutan mengambil tindakan berani “mengejar” polis secara mengundur, sedangkan lautan manusia di Kesas lebih 10 tahun dahulu, walaupun semuanya berani-berani belaka, tidak ada seorang pun yang menjadi “gila” mengejar polis.

Bagi mewajarkan segala apa yang sudah berlaku, polis mendakwa yang arwah Aminulrasyid adalah suspek penyamun setelah kenyataan bahawa polis melepaskan tembakan kerana kereta yang dipandu arwah Aminulrasyid cuba lari dari sekatan jalanraya tidak dapat diterima oleh banyak pihak.

Dakwaan awal bahawa senjata parang ditemui dalam kereta tersebut juga hilang begitu sahaja, tiada sidang media polis seperti yang biasa kita lihat dengan parang ditunjukkan di atas meja.

Tayar dan kereta yang dipandu arwah Aminulrasyid ditembak bertubi-tubi. Timbul dua persoalan penting di sini. Pertama, apakah kereta itu terbukti sebuah kereta curi atau ada maklumat kereta itu milik kumpulan penjenayah tertentu sehingga ia “dilayan” sebegitu rupa oleh pihak polis?

Kedua, apakah anggota polis yang meronda di lapangan adalah dari kategori tidak terlatih dalam penggunaan senjata api? Hinggakan tembakan ke arah tayar boleh tersasar sehingga ke kepala arwah Aminulrasyid, yang seterusnya membawa kepada kematian remaja ini? Kalau betul, ia sudah tentu satu keadaan yang sangat menakutkan bagi orang awam selepas ini.
Saya tidak menafikan arwah Aminulrasyid ada kenakalannya yang tersendiri sebagai seorang remaja. Dari fakta kes, arwah sudah tentu salah kerana memandu tanpa lesen, dan arwah juga mungkin telah memandu melebihi had laju (itupun mungkin kerana arwah sedang dalam ketakutan).

Tetapi itu belum lagi mampu mewajarkan akal waras saya untuk menerima logik tembakan pihak polis tersebut. Ya, polis boleh memberi tembakan amaran, tetapi bukankah tembakan amaran sepatutnya dilepaskan ke udara? Sebelum saya tertinggal, dari fakta kes juga, bukankah kereta polis yang mengejar kereta Aminulrasyid itu dari jenis MPV, sedangkan Aminulrasyid hanyalah seorang pemandu amatur yang memandu kereta Proton Iswara?

Saya rasa tidak susah MPV tersebut memotong sebuah Iswara dan mengarahkannya berhenti, tanpa perlu sebarang tembakan dilepaskan?

Akhirnya apa yang berlaku sudahpun berlaku, sedihnya apa yang berlaku adalah tragedi, tragedi yang melibatkan kematian, saya percaya semua pihak tidak mahu ini berlaku. Apapun perbicaraan hingga kini masih lagi berlangsung. Moga isu ini diadili dengan sebaiknya.

Saya bersetuju dengan gesaan Musa Hassan (bersara) supaya rakyat tidak mempertikaikan tugas polis. Untuk rekod, rakyat tidak pernah mempertikaikan tugas polis, tugas yang asasi iaitu menjaga keselamatan awam secara seadilnya. Namun apa yang berlaku mutakhir ini mencetus kritik tentang bagaimana pihak polis bertugas?

Malangnya polis tidak dapat mengelak dan menafikan kritik ini, sebab arwah Aminulrasyid bukanlah kes pertama yang memperlihatkan polis seperti bertindak secara sewenang-wenangnya.

Seperti laporan media sebelum ini, Januari lalu kita dikejutkan dengan kes Norizan Salleh yang mendakwa ditembak lima kali di bahagian dada dan tangan di sebuah lebuh raya ketika dalam perjalanan pulang ke rumahnya di Segambut. Akibat dari serangan tersebut, Norizan diberitakan cedera parah dan terlantar di hospital lebih dua minggu di bawah pengawasan polis.

Beliau juga dilaporkan terpaksa menanggung sendiri kos rawatan perubatan berjumlah hampir RM20,000. Jauh sebelum itu negara juga digegarkan dengan kes kematian mendiang Kugan dalam lokap polis.

Saya kira masalahnya polis terlalu dimanjakan sehingga mereka merasa terlalu berkuasa. Kerapkali status dan kuasa “polis” mereka diperguna dan disalahguna oleh elit-elit politik pemerintah demi kelangsungan politik kumpulan ini, sehinggakan tanpa sedar mungkin, polis hari ini mengguna pakai skala kuasa yang diteladani dari elit-elit politik ini.

Skala kuasa ini tidak lagi berasaskan kepada tugas asasi polis, iaitu menjaga keselamatan awam seadilnya, skala kuasa ini juga memanipulasi ruang gelap dalam undang-undang yang dilihat sangat abstrak dan subjektif tafsirannya.

Sekali lagi, rakyat sebenarnya tidak pernah mempertikaikan tugas polis, cuma kegusarannya adalah tentang bagaimana polis bertugas. Kerana tidak mempertikanlah, rakyat selama ini masih membayar saman trafik polis, masih ke balai polis jika ada kejadian yang perlu dilaporkan, dan masih menelefon polis jika ada kecemasan berkait dengan keselamatan.

Rakyat masih menaruh harapan, janganlah tunggu sampai rakyat membenar dan mengiyakan ungkapan polis raja di Malaysia itu.

Berubahlah sementara sempat, kerana krisis kepercayaan antara rakyat dan polis, jika berlaku adalah tragedi yang lebih buruk berbanding kematian Aminulrasyid dan kecederaan Norizan.

Khalifah Kecil

14/11/1431 @ 22/11/2010, Isteriku mula bertarung nyawa seawal 6 pagi.Alhamdulillah, diri ini diberi keizinan untuk menemani isteri tercinta...takdir Allah, hati lebih memahami erti kata syurga ditelapak kaki ibu.Dengan izin Allah, dengan perit yang sukar untuk dihayati diriku sebagai suami, lahirlah insan kerdil yang Insyaallah tidak kerdil jiwanya, ke dunia ini.MUHAMMAD MUADZ NABHAN diberi gelaran.Muadz adalah anugerah ALLAH SWT yang tidak ternilai kepada kami. Senyuman, tawa dan tangisannya mewarnai lagi bumi Tuhan ini.
Kelahiran cahaya mata sebersih kain putih ini menandakan bermulanya TANGGUNGJAWAB kami untuk membina watak, mengasah minda, mencetus akal dan membina pakai perlindungannya.

Semestinya seperti insan lain,Muadz ibarat rebung, tergantung oleh diri ini sebagai insan yang diamanahkan untuk melenturkannya . Dia juga tidak mampu melindungi diri sendiri, cuma mengharap perlindungan dari ibu bapanya untuk berdikari...Moga Muhammad Muadz Nabhan menjadi anak yang taat kepada Allah dan Rasulnya...moga khalifah kecil ini punya kejayaan di dunia dan akhirat...

Jumaat, 16 Julai 2010

Minyak ohh minyak..


Our kerajaan dlm proses utk kurangkan subsidi. Alasannya cukup 'kukuh' dn menyakinkan kita sebagai rakyat :"bagi menjimatkn perbelanjaan kerajaan dan mengurangkan defisit fiskal supaya pasaran dunia dan dalaman lebih yakin dengan kekuatan ekonomi negara".
Anyway jika lulus, harga minyak akan naik 20 sen setahun sehingga 2012…kemudian akan naik perlahan2 lg hingga 2015…



"EH!?,ape nak bising?naik 20 sen je..xde kesan ape pn..KITA bagi derma kat masjid pn RM1...SO APE NK KECOH???
Em, ape kesan dengan kenaikan 20 sen setahun ni ye kawan2?
Hanya utk renungan kwn2 sekalian. Andaikan belanja petrol sekarang bagi sebulan adalah RM300 utk RON 95 pada harga RM1.80 seliter (itu pun klu xblk kg @ kena travel jauh)…maka; RM300 / RM1.80 = 166.67 liter sebulan kalau minyak naik 20 sen, maka perbelanjaan minyak bulanan adalah; 166.67 x RM2.00 = RM333.34 pertambahan perbelanjaan sebanyak RM33.34 sebulan bersamaan kenaikan 11% tiap-tiap bulan bagi perbelanjaan minyak. cuba fikirkan, bile minyak naik, perkara-perkara lain tidak akan ketinggalan. perbelanjaan bulanan dapur (gula, tepung, susu, etc) naik 11%. perbelanjaan bulanan makan minum naik 11%. perkhidmatan yg berkaitan minyak naik 11%. secara keseluruhan, seluruh perbelanjaan bulanan akan naik hampir, sama atau lebih 11%…persoalannya, mampukah kite yg menerima kenaikan gaji tidak smpi 10%(tak termasuk status sambilan & kontrak pendek) menanggung kenaikan-kenaikan ini? Fikir2kan...zasss..!

Jumaat, 19 Mac 2010

JAWATANKUASA FATWA MAJLIS KEBANGSAAN

JAWATANKUASA FATWA MAJLIS KEBANGSAAN telah ditubuhkan pada awal tahun 1970 sebagaimana diperuntukan pada Perkara 11 Peraturan Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia (MKI). Jawatankuasa ini merupakan badan pengeluar fatwa di peringkat Kebangsaan atas apa-apa perkara yang dirujuk kepadanya oleh Majlis Raja-Raja. Tugas Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan mengikut pada Perkara 14 Peraturan Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia adalah menimbang, memutus dan mengeluarkan fatwa atas apa-apa perkara berkenaan dengan agama Islam yang dirujuk kepadanya oleh Majlis Raja-Raja.

Pada Muzakarah kali ke-74, 27 Jul 2006 Jawatankuasa Majlis Fatwa Kebangsaan telah membincangkan berkenaan hukum meminta orang bukan islam untuk sama-sama berdoa mengikut anutan masing-masing. Oleh itu, Muzakarah memutuskan bahawa orang Islam tidak harus meminta atau mengarahkan orang bukan Islam berdoa mengikut agama mereka masing-masing. Walaubagaimanapun, jika mereka berdoa atau memohon sesuatu mengikut ajaran mereka dengan kehendak mereka sendiri tanpa diarahkan, perbuatan tersebut tidak dilarang.

Dan pada 1 Feb 2008 jawatankuasa itu juga telah bermuzakarah untuk kali yang ke-80. Ada dibincangkan mengenai hukum melabur dalam skim Amanah Saham Nasional (ASN) dan Skim Amanah Saham Bumiputera (ASB)serta dividen atau bonus yang diterima, dimana keputusannya adalahharus.

Pada muzakarah ke-86, 23 Apr 2009, telah dibincangkan berkenaan pembinaan monumen bagi angkatan tentera. Setelah meneliti keterangan, hujah-hujah dan pandangan yang dikemukakan, Muzakarah berpandangan bahawa Islam menegah umatnya melakukan apa jua perbuatan dan amalan yang mempunyai unsur-unsur syirik dan menyerupai amalan jahiliyah serta berlebihan-lebihan dan membazir.

Oleh itu, Islam mengharamkan perbuatan membina, mengukir atau memahat apa jua bentuk patung sama ada manusia atau haiwan untuk tujuan pemujaan, peringatan atau sebagainya.

Walau bagaimanapun, sekiranya binaan tanda peringatan tersebut hanya mengandungi ukiran nama dan bentuk selain daripada manusia dan haiwan, Muzakarah bersetuju memutuskan bahawa ia adalah diharuskan selagi mana tidak berlaku pembaziran dan perbuatan-perbuatan yang boleh menjejaskan akidah seperti unsur-unsur pemujaan dan amalan-amalan lain yang bertentangan dengan syarak

Acara-acara seperti Majlis Peringatan termasuk Bacaan Doa Selamat, Yasin, Tahlil dan sebagainya tidak boleh dilakukan di hadapan binaan peringatan tersebut dan hendaklah dilakukan di tempat berasingan seperti masjid atau bangunan lain semasa meraikan hari perayaan yang berkaitan.

Muzakarah juga bersetuju supaya JAKIM menyediakan satu garis panduan binaan tanda peringatan untuk rujukan semua agensi Kerajaan dan swasta serta masyarakat awam.

Sabtu, 27 Februari 2010


Prof Aziz Bari:

Rosmah Bukan Wanita Pertama Malaysia

Oleh Dzulkarnain Taib

KUALA LUMPUR 27 Feb - Datin Seri Rosmah Mansor hanya bertaraf isteri kepada seorang Perdana Menteri sahaja dan tidak layak menggelar atau menganggap diri beliau sebagai Wanita Pertama Malaysia atau "First Lady" disisi Perlembagaan, kata pensyarah undang-undang Universiti Islam Antarabangsa Malaysia, Prof Dr Abdul Aziz Bari.

Dalam konteks gelaran Wanita Pertama Malaysia usaha meletakkan gelaran itu pada bukan yang hak adalah sesuatu yang tidak bermoral dan tidak bersopan menurut pakar perlembagaan itu.

"Wanita Pertama Malaysia ialah Seri Paduka Baginda Raja Permaisuri Agong dan tidak boleh mana-mana pihak membuat tuntutan ke atas penghormatan itu hatta isteri Perdana Menteri sekali pun.

"Rakyat negara ini harus faham protokol kepimpinan negara sebagaimana yang dipertuntukkan dalam Perlembagaan," Prof Abdul Aziz.

Menurut Perkara 32 (2) dalam Bab 1 berkaitan "Ketua Utama Negara bagi Persekutuan, dan isterinya" jelas dinyatakan, " Isteri Yang di-Pertuan Agong (digelar Raja Permaisuri Agong) hendaklah diberi keutamaan daripada segala orang lain di dalam Persekutuan selepas Yang di-Pertuan Agong".

"Oleh kerana Yang DiPertuan Agong mestilah seorang lelaki maka isteri baginda menjadi Permaisuri Agong dan bagindalah yang menurut Perlembagaan memegang gelaran Wanita Pertama Malaysia bukannya mana-mana pihak lain," jelas Prof Abdul Aziz lagi.

Ditanya mengenai laporan media yang sering mengaitkan Datin Seri Rosmah sebagai "Wanita Pertama", beliau menyatakan perkara itu menyalahi protokol negara dan tidak menghormati kedudukan mulia Permaisuri Agong.

"Dalam Perlembagaaan termaktub dengan jelas dalam Perkara 70 berkaitan kekananan Sultan, Raja dan Yang DiPertua Negeri selepas Yang DiPertuan Agong dan Permaisuri Agong," tegas beliau.

Perkara 70 (1) berhubung "Keutamaan Raja dan Yang di-Pertua Negeri" menyatakan "Tertakluk kepada keutamaan Yang di-Pertuan Agong dan Isterinya, Raja dan Yang di-Pertua Negeri bagi Negeri-Negeri hendaklah diberi keutamaan daripada segala orang lain dan setiap Raja atau Yang di-Pertua Negeri hendaklah, di dalam Negerinya sendiri, diberi keutamaan daripada Raja dan Yang di-Pertua Negeri yang lain".

Perkara 70 (2) pula menyatakan, "Tertakluk kepada Fasal (1), Raja hendaklah diberi keutamaan daripada Yang di-Pertua-Yang di-Pertua Negeri dan, antara mereka sendiri, mengikut tarikh mereka menjadi Raja, dan Yang di-Pertua-Yang di-Pertua Negeri hendaklah, antara mereka sendiri, diberi keutamaan mengikut tarikh mereka dilantik sebagai Yang di-Pertua-Yang di-Pertua Negeri; dan jika Yang di-Pertua-Yang di-Pertua Negeri dilantik pada hari yang sama, maka yang lebih tua hendaklah diberi keutamaan daripada yang lebih muda".

"Maksud kedua-dua fasal dalam Perkara 70 tersebut ialah selepas YDP Agong dan Permaisuri kekananan atau "seniority" Sultan, Raja dan Yang DiPertua Negeri adalah mengikut tarikh mereka dilantik memegang jawatan masing-masing. Umpamanya yang paling kanan selepas YDP Agong dan Permaisuri Agong ialah Sultan Kedah, Tuanku Abdul Halim Mu'adzam Shah dan diikuti oleh yang lain.

"Tidak disebut dalam Perlembagaan isu kekananan Perdana Menteri dalam hirarki kepimpinan negara. Kalau Perdana Menteri tidak disebut apa lagi isteri kepada Perdana Menteri!," ujar beliau.

Prof Abdul Aziz menasihati media dan agensi kerajaan supaya mempelajari sistem protokol negara sebelum memberi apa-apa gelaran kepada mana-mana individu.

"Malaysia bukannya sebuah republik seperti Amerika Syarikat di mana Presiden adalah Ketua Kerajaan dan juga Ketua Negara, dan isteri beliau adalah Wanita Pertama.

"Malaysia mengamalkan sistem raja berperlembagaan yang mana YDP Agong adalah Ketua Negara dan Permasuri Agong adalah Wanita Pertama.

"Saya berpendapat menamakan Rosmah sebagai wanita pertama hanya helah politik oleh kuncu-kuncu beliau untuk menaikkan namanya," jelasnya lagi.

Beliau diminta mengulas laporan BERNAMA bertajuk "Rosmah Tekankan Pentingnya Peranan Wanita Pertama" yang disiarkan semalam.

Selasa, 19 Januari 2010

Indahnya Kenangan Pabila Mencari Redhanya



Setelah cita-cita untuk berkahwin tercapai, ia bukanlah penjamin kebahagiaan seseorang.

Sebaik selesai diijabqabulkan, di sini bermula `cabaran-dugaan-masalah'. Bagaimana menjaga sensitiviti pasangan masing-masing, mertua, tanggungjawab, ekonomi dan seribu satu macam masalah lagi...

Tak perlu menafikan ini semua!

Hanya pasangan yang tabah, sabar, berwawasan dan yakin sahaja sanggup menghadapi dugaan serta masalah tersebut dan akan terus melayari bahtera mereka hingga ke akhir hayat... Tidak kurang juga pasangan yang kecundang, karam dan lemas... Ini disebabkan kelemahan jiwa mereka...

Di saat itu, mereka memerlukan orang ketiga sebagai penasihat... Dan berhati-hatilah mencari penasihat, kerana TERkadang, penasihat juga boleh menjerumuskan ke arah kehancuran rumahtangga tersebut. Jangan ambil penasihat yang berciri BATU ASAH...

Pendapat soul, (serlahkan pendapat anda juga), ` perkahwinan itu sendiri' "mengambil masa" untuk `proses penyesuaian' antara lelaki dan wanita.' Selagi kita tidak tinggal sebumbung, jangan sesekali kita katakan kita sudah cukup kenal seseorang...

Sesetengah orang berpendapat, mereka perlu mengenali pasangan mereka sebelum menikah...Dengan kata lain "bercinta dulu..." Ada yang berjaya dan ada yang masih gagal mengenali pasangan mereka.

Ada perkahwinan yang terjadi tanpa pernah berlaku pertemuan atau perkenalan.. Ada yang berjaya dan ada juga yang gagal... Kebahagiaan sesebuah mahligai, tidak datang menggolek...

Kebahagiaan rumahtangga perlu dipupuk... Semuanya terletak kepada ANDA, `suami dan isteri', bagaimana mengemudikan bahtera rumahtangga tersebut?

Setiap pasangan meng'impi'kan pasangan yang akan memenuhi naluri atau impian mereka. Aku juga tidak terkecuali dengan impian itu... Sebelum aku melangkah ke gerbang perkahwinan, aku meng'angan'kan suami yang BERIMAN, (bagiku, kalau dah beriman yang lain-lain akan lahir la, bertanggungjawab, sabar, pengasih, timbang rasa, tolak- ansur, persefahaman, cemburu dan jenaka.) Sebaik cincin disarung ke jarimanisku, ingin saja aku berbisik kepadanya,